Dengan tuntutan kepada pabrikan mobil untuk menciptakan mobil yang irit bahan bakar dan ramah lingkungan, penggunaan mesin dengan turbocharger atau turbo kini semakin populer. Pasalnya, teknologi ini mampu menciptakan tenaga yang besar namun penggunaan bahan bakar yang lebih efisien.
Tak hanya itu, teknologi ini juga disebut memiliki emisi gas buang lebih rendah. Untuk mengetahui lebih jelas, berikut penjelasan teknologi turbocharger seperti dilansir autotrader.
Awal mulanya, teknologi turbocharger ditemukan seorang insinyur asal Swiss, Alfred Buichi di awal abad ke-20. Turbocharger merupakan perangkat tambahan yang digunakan untuk mendaur ulang gas buang sehingga tenaga mesin lebih meningkat.
Komponen ini memiliki tiga bagian utama, yakni roda turbin, roda kompresor, dan rumah as. Khusus roda turbin, memiliki fungsi mengalihkan gas buang yang harusnya mengalir ke muffler.
Gas buang ini akan memutar baling turbin yang terhubung dengan poros kompresor. Kompresor ini akan meningkatkan tekanan udara lalu mengalirinya ke ruang bakar.
Lebih sederhananya, turbocharger merupakan alat untuk "memaksa" udara masuk lebih banyak, sehingga berpengaruh ke ruang bakar. Hal ini juga membuat tenaga lebih kuat serta konsumsi bahan bakar lebih hemat.
Keunggulan
Sebagai perbandingan, mesin 3 liter 6 silinder bertenaga 240 Tk akan setara dengan mesin 2 liter 4 silinder jika memiliki turbo. Selain tenaga yang sama besar, torsi mobil juga akan naik 30 persen, namun konsumsi bahan bakar lebih efisien 25 persen dan CO2 turun 20 persen.
Keunggulan lain yang dimiliki mesin turbo ialah dapat dipasangkan layaknya perangkat aftermarket pada umumnya. Harga yang ditawarkan juga sangatlah beragam, tergantung spesifikasi yang diinginkan.
Terus mengalami perkembangan, teknologi turbo memiliki beragam sebutan, salah satunya turbo variabel yang akhirnya dikembangkan menjadi turbo fixed.
Pada turbo baru, turbin bisa berubah sesuai putaran mesin, sehingga output-yang dihasilkan lebih besar.
Sumber: liputan6.com