Toyota Group berencana untuk menginvestasikan US$ 634 juta untuk membuat komponen kendaraan listrik di India. Hal tersebut, untuk mewujudkan kinerja pabrikan Jepang untuk menuju netralitas karbon pada 2050.
Disitat Asia Nikkei, Senin (9/5/2022), Toyota Kirloskar Motor dan Toyota Kirloskar Auto Parts menandatangani nota kesepahaman dengan negara bagian Karnataka selatan, senilai 41 miliar rupee. Dana investasi tersebut, akan disediakan oleh Toyota Industries Engine India.
Toyota menyelaraskan target ramah lingkungannya dengan ambisi India, untuk menjadi pusat manufaktur meskipun peralihan ke transportasi bersih di negara Asia Selatan lebih lambat dibanding dengan Cina dan Amerika Serikat.
Sementara itu, adopsi kendaraan listrik yang lambat karena harga yang dibanderol masih terlalu mahal, model yang terbatas, dan belum tersedianya infrastruktur pengisian daya di Negeri Bollywood.
"Dari sudut pandang tenaga kerja langsung, kami mencari sekitar 3.500 pekerjaan baru," ujar Wakil Kepala Toyota Kirloskar, Vikram Gulati, dalam sebuah pernyataan.
Seiring dengan perkembangan sistem rantai pasok, jumlah tenaga kerja yang bisa terserap di industri ini akan semakin banyak. Perusahaan layanan konsultasi di India, Crisil menyebutkan potensi pendapatan dari perusahaan otomotif India, bisa mencapai US$20 miliar dari kendaraan listrik hingga tahun fiskal 2026.
Sebagai informasi, pada 2040, 53 persen dari penjualan mobil baru di India akan menjadi listrik, dibandingkan dengan 77 persen di China, menurut BloombergNEF.
Biar Harga Lebih Murah, Toyota dan Thailand Setuju Tingkatkan Insentif Kendaraan Listrik
Toyota Motor Corp dan Thailand, telah menandatangani perjanjian tentang insentif untuk mempromosikan penggunaan kendaraan listrik (EV). Insentif termasuk keringanan pajak dan subsidi untuk membantu mobil ramah lingkungan agar harganya lebih terjangkau.
Demikian ditegaskan oleh Menteri keuangan Thailand, Arkhom Termpittayapaisith, yang menyebutkan akan menjadi lompatan untuk penggunaan kendaraan listrik, karena konsumen sedang menunggu produsen mobil besar bergabung dengan skema pemberian insentif tersebut.
Dilansir Reuters, ditulis Senin (5/2/2022), Negeri Gajah Putih tersebut menjadi negara basis produksi otomotif regional utama di kawasan Asia Tenggara.
"Toyota sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan model bZ4X EV di Thailand akhir tahun ini," ujar Noriaki Yamashita, Presiden Toyota Motor Thailand.
Toyota sendiri, menjadi pemain utama dengan menguasai sekitar sepertiga pasar kendaraan di Thailand.
Sementara itu, kesepakatan serupa juga telah ditandatangani Toyota dengan produsen mobil Cina, Great Wall Motor dan SAIC Motor Corp unti Thailand.
Sumber: liputan6.com