Card image cap
  16 Oct 2021
Kata Jokowi, Jalanan RI Sudah Ramai dengan Mobil Listrik di 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, dalam 2-3 tahun ke depan mobil listrik akan mulai populer digunakan masyarakat Indonesia. Perlahan, mobil BBM pun akan tergantikan mobil listrik. Hal yang juga bakal terjadi pada kendaraan roda dua atau motor. Pemerintah pun memberikan berbagai insentif agar produksi mobil listrik dan suku cadangnya bisa dilakukan di dalam negeri. Di antaranya dengan melarang ekspor nikel mentah dan mendorong investor atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendirikan industri pengolahan dalam negeri. "Kita stop ekspor bahan mentah dan kita paksa, entah BUMN, entah swasta kita atau investor, untuk mendirikan industrinya di dalam negeri," kata Jokowi di Istana Negara seperti dikutip dari Kompas TV, Jumat (15/10/2021).

Menurut Jokowi, booming tren penggunaan kendaraan listrik diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat, bahkan tak sampai 3 tahun ke depan. "Dan nanti Bapak, Ibu bisa lihat 2 atau 3 tahun lagi yang namanya mobil listrik akan mulai bermunculan dari negara kita," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Jokowi menuturkan, dalam jangka panjang Indonesia harus menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi. Jangan hanya mengekspor bahan mentah seperti yang selama ini dilakukan. Yaitu dengan proses hilirisasi, mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang punya nilai jual lebih tinggi dan memberi manfaat yang lebih lama. Menurut Jokowi, itu adalah prinsip ekonomi berkelanjutan. "Kita pegang teguh yaitu melalui green economy dan blue economy. Semua komoditas yang ada harus kita dorong hilirisasinya," ujar Jokowi. Keinginan Presiden Jokowi agar Indonesia mulai menerapkan ekonomi hijau, diimplementasikan dengan menyetop penjualan sepeda motor dan mobil berbahan bakar minyak (BBM) pada 2040 dan 2045.

Jokowi juga sempat berujar, bahwa mobil-mobil yang masih menggunakan bahan bakar minyak tidak diperbolehkan di ibu kota baru. Ia mengatakan kendaraan yang akan wira-wiri di ibu kota negara (IKN) baru hanya mobil listrik dan berteknologi otomatis atau autonomous vehicle saja. Ke depan, program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) harus benar-benar dilaksanakan sehingga adanya nilai tambah, dengan memanfaatkan teknologi sampai pada produksi kendaraan listrik. "Kita memiliki kesempatan besar dalam membangun industri mulai dari hulu sampai hilir. Sebagai contoh pertambangan nikel, kita punya tambang nikel tapi tidak boleh berhenti di situ saja," ungkap Jokowi.

"Kita harus mengembangkan industri hilir seperti industri lithium baterai sampai produksi mobil listrik," lanjut Jokowi. Ia memproyeksikan bahwa masa depan industri energi akan mengurangi emisi karbon. Jadi, Indonesia patut segera siapkan rantai pasok di dalam negeri supaya tidak tertinggal. Sebab, semakin banyak rantai pasok yang diproduksi di dalam negeri maka semakin besar pula nilai tambahnya untuk masyarakat dan Indonesia. "Tetapi, semua itu kuncinya adalah teknologi. Pasar dunia akan mengarah pada green product terutama yang low carbon, resources efficient dan socially inclusive," ucapnya.